Fungsi dan Manfaat Kabel Ground adalah menstabilkan tegangan dan memperkuat kecerahan lampu.
Sebagaimana anda ketahui mobil secara umum menggunakan baterai Aki 12
volt sebagai sumber dayanya. Dan body/pelat chasis kendaraan akan
dihubungkan dengan terminal negatif atau minus baterai/aki tersebut atau
dikenal dengan sebutan negatif body/chasis. Dalam beberapa kasus
(kecil/sagat minim) ada kendaraan yang menggunakan standar positif body.
Jadi periksalah dahulu sambungan kabel negatif ground anda sesuai
pemeriksaan fisik di ruang mesin dari jalur aki.
Sekilas anda akan melihat baik pada kendaraan lansiran Jepang, Eropa,
Amerika dll, akan menggunakan kabel negatif Ground kecil di dekat area
aki dan biasanya disambungkan/koneksi di bagian pelat body atau chasis
rangka kendaraan. Rata-rata memang ukuran kabel yang digunakan agak
kecil dan tidak terbungkus dengan baik di bagian konektor yang harus di
sambungkan dengan baut ke bagian chasis/body. Keadaan ini lambat laun
akan mengakibatkan korosi dan oksidasi yang menghambat serabut kabel di
bagian ujung konektor. Belum lagi kondisi kotor atau kontaminasi dari
ruang mesin akibat terjadinya rembesan/tetesan oli, cairan kimia
pendingin, minyak tanah, cleaner, deterjen dan lain-lain akan
mengakibatkan makin cepatnya proses oksidasi tersebut. OKSIDASI bagian
kabel Ground dapat dilihat dengan mata telanjang, biasanya tembaga
(Copper) akan berubah warna (diselaputi) menjadi warna hijau, biru atau
hitam. Lama kelamaan apabila dibiarkan akan merusak lapisan tembaga dan
menjadi seperti berkarat istilahnya bagian tembaga akan termakan dan
manjadi rusak. Juga merusak koneksi antara tembaga ke skun terminal
konektor ground dan pada akhirnya menghambat (terjadi resistansi tinggi)
hubungan kontak permukaan dengan body/chasis mobil.
Gejala yang umumnya terasa pada jeleknya kualitas koneksi kabel ground antara lain :
1. Stater yang agak susah.
Seharusnya begitu kontak di start 1-2 kali dan dalam < 0,5 detik
kunci kontak harus sudah dilepas dan mesin seharusnya langsung hidup
langsung. Bukan dipanteng kontaknya selama 1 detik sampai bunyi stater
cekekek-cekekek 2-3 kali baru hidup. Yang sehat langsung hidup begitu
bunyi cekek dinamo stater.
2. Beban kelistrikan seperti lampu-lampu (lampu depan/head lamp) akan
meredup, sinar kurang terang, terjadi lonjakan arus karena jeleknya
ground dan bisa berakibat terbakarnya kabel lampu.
Kondisi bila parah bisa diamati bila lampu dihidupkan semua dan pada
saat di test di malam hari, saat mesin di gas/ rpm mesin dinaikkan dari
stasioner 800 rpm menjadi misalkan 2500 rpm maka terlihat sinar cahaya
lampu depan makin terang juga mengikuti irama putaran RPM mesin. Ini
sudah sakit berarti jalur kabel dan groundnya.
3. Amati bagian panel speedometer, biasanya lampu indikator juga akan
redup dan ikut terang bila putaran mesin naik seperti kasus no 2 lampu
head lamp. Atau saat lampu depan (low beam) dinyalakan dan kemudian
dilakukan penekanan tuas lampu besar (Dim/High beam) maka terlihat
kedipan indikator lampu di panel speedometer juga. Ini seharusnya tidka
boleh terjadi.
4. Sensor-sensor vital seperti knock sensor, Engine Coolant Temperature,
distributor, cdi pengapian, koil, Vehicle speed sensor, PNP switch, RPM
sensor dan lain-lain akan menjadi salah dalam memberikan input signal
(resistansinya bertambah biasanya) sehingga mengakibatkan makin
tingginya signal voltase yang terbaca oleh otak komputrer ECU.
5. Pengisian aki oleh Alternator juga akan kurang sempurna berakibat makin cepatnya aki tekor.
6. Kontaminasi gelombang elektromagnetik ke bagian audio mobil, sehingga
sering terdengar suara mengganggu mengikuti rpm putaran mesin. Suara
nging.... kalau audio dinyalakan dan volume dibuka serta gas ditekan.
Ini distorsi yang bisa berasal dari bagian alternator/dinamo maupun
sektor pengapian.
7. Waktu yang berlalu dan panasnya bagian mesin akan merusak selubung
jaket pelindung kabel, membuat insulation kabel menjadi getas, keras,
melar maupun rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar